Skoliosis
adalah kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang
belakang, dimana terjadi pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri
atau kanan, atau kelainan tulang berbentuk huruf S. Ada banyak fakta
yang menarik dan penting seputar scoliosis yang banyak orang belum
mengetahuinya. Tahukah Anda?
Para penderita Skoliosis (kelainan tulang berbentuk S) memiliki bagian tubuh dengan panjang atau tinggi yang berbeda antara bagian kanan dan kirinya. Misal: alis mata kanan dan kiri yang tidak sama tingginya, lekuk bibir atas bagian kanan dan kiri yang tidak sama tingginya, lalu
telapak kaki kanan dan kiri yang tidak sama panjangnya sehingga kalau beli sepatu selalu terasa sempit salah satu kakinya, posisi wajah cenderung ke satu sisi, kedua telinga yang tidak sama tingginya, dan lain sebagainya. Tidak percaya? buktikan saja..^^
Para penderita Skoliosis (kelainan tulang berbentuk S) memiliki bagian tubuh dengan panjang atau tinggi yang berbeda antara bagian kanan dan kirinya. Misal: alis mata kanan dan kiri yang tidak sama tingginya, lekuk bibir atas bagian kanan dan kiri yang tidak sama tingginya, lalu
telapak kaki kanan dan kiri yang tidak sama panjangnya sehingga kalau beli sepatu selalu terasa sempit salah satu kakinya, posisi wajah cenderung ke satu sisi, kedua telinga yang tidak sama tingginya, dan lain sebagainya. Tidak percaya? buktikan saja..^^
Tanda-tanda umum
berikutnya bagi seseorang yang terkena skoliosis adalah tulang bahu yang
berbeda, tulang belikat yang menonjol, lengkungan tulang belakang yang nyata,
panggul yang miring, perbedaan ruang antara lengan dan tubuh.
Menurut “The National Scoliosis Foundation”, USA, skoliosis ditemukan pada 4,5% populasi umum, dan skoliosis lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, dengan rasio 2:1. Tetapi masyarakat Indonesia banyak yang belum mengetahui dan mendapatkan informasi yang tepat mengenai skoliosis ini. Sebagian yang tahu pun kebanyakan lebih memilih pengobatan non medis, yang kemudian malah memperparah kondisi kesehatan penderita skoliosis (skolioser) tersebut.
Bahaya Skoliosis
Fakta penting lainnya, dalam tingkat yang masih ringan, skoliosis memang seakan-akan tidak menimbulkan masalah, tapi para penderita skoliosis tidak boleh menganggap enteng kelainan tulang ini. Jika skoliosis dibiarkan terlalu lama maka bisa berdampak pada organ bagian dalam, semisal paru-paru dan jantung. Tulang rusuk akan menekan paru-paru dan jantung penderita, sehingga penderita sering menderita sesak nafas (kesulitan bernafas) dan cepat lelah. Jantung juga akan mengalami kesulitan dalam memompa darah. Skoliosis yang sudah parah, yakni dengan derajat kebengkokan >90 derajat, bahkan berpotensi menyebabkan terjepitnya syaraf yang ada di sepanjang ruas tulang belakang sehingga terjadi kelumpuhan pada penderita. Sayangnya, hanya sedikit orang yang tahu skoliosis bisa berpengaruh terhadap organ jantung, paru-paru, bahkan sumsum tulang belakang. Kebanyakan penderita mengeluhkan masalah penampilan saja.
Periksa Sejak Dini
Orang tua juga bisa melakukan tes Adam Forward Bend untuk mengetahui sejak dini (balita) apakah putra-putrinya menderita skoliosis atau tidak. Tes ini hanya makan waktu 30 detik, tanpa anak perlu membuka baju, namun sangat efektif. Minta putra-putri Anda berdiri dengan lutut sejajar dan rapat, kemudian membungkukkan tubuh 90 derajat ke depan. Bila dia menderita skoliosis, akan tampak adanya penyimpangan bentuk tulang atau bagian punggung sehingga tampak tinggi sebelah.
Penyebab Skoliosis/Scoliosis
Sebanyak 75-85% kasus skoliosis tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan 15-25% kasus skoliosis lainnya penyebabnya bisa karena:
Menurut “The National Scoliosis Foundation”, USA, skoliosis ditemukan pada 4,5% populasi umum, dan skoliosis lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, dengan rasio 2:1. Tetapi masyarakat Indonesia banyak yang belum mengetahui dan mendapatkan informasi yang tepat mengenai skoliosis ini. Sebagian yang tahu pun kebanyakan lebih memilih pengobatan non medis, yang kemudian malah memperparah kondisi kesehatan penderita skoliosis (skolioser) tersebut.
Bahaya Skoliosis
Fakta penting lainnya, dalam tingkat yang masih ringan, skoliosis memang seakan-akan tidak menimbulkan masalah, tapi para penderita skoliosis tidak boleh menganggap enteng kelainan tulang ini. Jika skoliosis dibiarkan terlalu lama maka bisa berdampak pada organ bagian dalam, semisal paru-paru dan jantung. Tulang rusuk akan menekan paru-paru dan jantung penderita, sehingga penderita sering menderita sesak nafas (kesulitan bernafas) dan cepat lelah. Jantung juga akan mengalami kesulitan dalam memompa darah. Skoliosis yang sudah parah, yakni dengan derajat kebengkokan >90 derajat, bahkan berpotensi menyebabkan terjepitnya syaraf yang ada di sepanjang ruas tulang belakang sehingga terjadi kelumpuhan pada penderita. Sayangnya, hanya sedikit orang yang tahu skoliosis bisa berpengaruh terhadap organ jantung, paru-paru, bahkan sumsum tulang belakang. Kebanyakan penderita mengeluhkan masalah penampilan saja.
Periksa Sejak Dini
Orang tua juga bisa melakukan tes Adam Forward Bend untuk mengetahui sejak dini (balita) apakah putra-putrinya menderita skoliosis atau tidak. Tes ini hanya makan waktu 30 detik, tanpa anak perlu membuka baju, namun sangat efektif. Minta putra-putri Anda berdiri dengan lutut sejajar dan rapat, kemudian membungkukkan tubuh 90 derajat ke depan. Bila dia menderita skoliosis, akan tampak adanya penyimpangan bentuk tulang atau bagian punggung sehingga tampak tinggi sebelah.
Penyebab Skoliosis/Scoliosis
Sebanyak 75-85% kasus skoliosis tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan 15-25% kasus skoliosis lainnya penyebabnya bisa karena:
- Kelemahan yang semakin buruk
pada otot rangka dalam mengendalikan gerak tubuh, semisal yang terjadi
pada penderita penyakit polio (lumpuh yang disebabkan oleh virus.).
- Kelainan genetika atau terjadinya
gangguan organ semasa janin di dalam rahim, misalnya karena infeksi virus
semasa hamil.
- Berhubungan dengan usia tua,
atau karena kekurangan mineral kalsium, seperti masalah osteopororis atau
pengeroposan tulang.
- Dari hasil penelitian tentang
hubungan sikap duduk terhadap terjadinya skoliosis pada anak (usia 10 – 12
tahun), menunjukkan bahwa memang ada hubungan antara sikap duduk salah
siswa terhadap terjadinya skoliosis. Namun perlu diketahui, keadaan
kursi/meja belajar pun dapat berpengaruh pada sikap duduk anak. Bila
posisi tubuh yang salah ini berlangsung terus-menerus, anak berisiko
mengalami kelainan postur dan gangguan pertumbuhan dengan gejala munculnya
ketegangan otot yang ditandai rasa nyeri di leher, sakit pundak, atau anak
sering menggerak-gerakkan leher (karena pegal) saat belajar. Kalau tidak
segera dikoreksi, dalam waktu lama bisa terjadi perubahan pada fisik anak,
seperti bahu menjadi tinggi sebelah, kepala miring, panggul tinggi sebelah
atau adanya tonjolan di punggung (Triangto, 2008).
Penanganan Skoliosis
- Skoliosis ringan atau dengan
derajat kebengkokan <20 derajat hanya perlu di observasi setiap satu
tahun.
- Skoliosis sedang dengan
kebengkokan antara 20 – 40 derajat, dianjurkan menggunakan alat bantu
(Brace). Brace dipakai 23 jam setiap hari sampai terjadi kematangan
tulang, atau pertumbuhan tulang sudah berhenti di sekitar usia 17
tahun.
- Skoliosis berat dengan derajat kebengkokan >40 derajat dan semakin buruk, perlu dilakukan upaya pembedahan (operasi). Bila operasi dilakukan pada usia anak-anak, maka harus dilakukan mendekati masa kematangan tulang, yaitu usia 15-20 tahun. Bila terlalu awal, ada risiko pertumbuhan anak terhambat. Masa penyembuhan luka operasi kurang lebih 2 minggu, sedangkan penyatuan tulang belakang antara 6-9 bulan.
Olahraga yang Dianjurkan
Olahraga yang sangat dianjurkan untuk penderita skoliosis adalah berenang, dan streching yang mengarah berlawanan dengan kemiringan tulang belakang. Hal ini akan lebih baik jika dilakukan dengan pengawasan dari dokter orthopedi.
Olahraga yang sangat dianjurkan untuk penderita skoliosis adalah berenang, dan streching yang mengarah berlawanan dengan kemiringan tulang belakang. Hal ini akan lebih baik jika dilakukan dengan pengawasan dari dokter orthopedi.